D I S K O M I N F O S A N T I K P R O V . K A L T E N G

Loading

Hadiri Talkshow TVRI Kalteng, Diskominfo Kembali Himbau Masyarakat Bijak Bermedia Sosial
Hadiri Talkshow TVRI Kalteng, Diskominfo Kembali Himbau Masyarakat Bijak Bermedia Sosial

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik Provinsi Kalimantan Tengah (Diskominfo Prov. Kalteng) Ir. Herson B. Aden., M.Si yang diwakili oleh Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik Baryen, ST., M.Eng hadir sebagai narasumber dalam talkshow di TVRI Kalteng, Jumat (20/9/2019).

Baryen menyampaikan bahwa media sosial memiliki dampak yang positif membawa manfaat dalam pertukaran informasi secara cepat dan akurat, namun disisi lain dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang akan berpengaruh secara langsung atau tidak langsung seperti, penyebaran ideologi radikal, pornografi, perdagangan narkoba, organized crime dan lain-lain, hal itu dapat melunturkan ketahanan nasional.

Baca juga : Insan Pers Diharapkan Sebarkan Informasi Objektif dan Terpercaya Jelang Pemilu dan Pilkada Tahun 2024

"Perlu dikembangkan pemanfaatan media sosial seoptimal mungkin untuk mempengaruhi perilaku manusia Indonesia agar lebih kompetitif, mandiri dan bisa menjaga diri dari pengaruh-pengaruh negatif," kata Baryen dalam talkshow yang mengambil tema "Bijak Bermedia Sosial ini".

Lebih lanjut ia menjelaskan, di era digital seperti sekarang, internet menjadi kebutuhan utama setiap orang. Penggunaan media sosial menjadi hal utama dalam berkehidupan. Namun dampak negatif yang ditimbulkan dari media sosial sangat mengkhawatitkan.

"Media sosial saat ini jadi ajang untuk mengekspresikan diri. Jika salah menggunakan bisa berdampak negatif dan bisa bersetuhan dengan hukum. Untuk itu bijaklah menggunakan media sosial. Jangan mem-posting atau men-share suatu hal yang belum jelas kebenarannya," tegasnya.

Untuk memperkecil penyebaran berita hoax alangkah baiknya setiap informasi yang diperoleh di dunia maya dibaca terlebih dahulu. Ini penting untuk memastikan informasi tersebut akurat dan kredibel serta dari sumber yang jelas.

"Kalau berita dari media massa online yang kredibel dipastikan itu informasi yang akurat karena berdasarkan kode etik jurnalistik dengan mengkonfirmasi kedua belah pihak. Namun kalau berita yang bersumber dari satu pihak saja dan cenderung tulisan opini itu belum jelas faktanya bisa jadi itu berita hoax, jadi harus hati-hati dan jangan langsung ikut men-share, karena bisa menyangkut hukum," tuturnya.

Media sosial sepeti Twitter, Facebook, dan Blog, saat ini telah menjadi wahana yang turut mewarnai wacana di ruang-ruang publik. Media sosial dianggap lebih emansipatif dan egaliter, karena dapat langsung menyuarakan pandangan individu ke ranah publik. Namun demikian, media sosial perlu digunakan dengan bijak agar tidak mengubah budaya Indonesia yang toleran dan ramah.

Masyarakat berlomba menjadi yang tercepat dalam membagi informasi di media sosial. Terkadang tanpa cek dan ricek. Yang viral dianggap sebagai sebuah kebenaran. Sebagai sebuah budaya baru, hadirnya media sosial  ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi menimbulkan manfaat positif luar biasa, namun di sisi lain low-taste content yang membanjir melalui internet dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat.

"Penetrasi internet yang telah menjangkau 132 juta masyarakat Indonesia harus dibarengi dengan literasi media serta tersedianya berbagai ragam dan jenis konten positif dalam jumlah memadai. Pertumbuhan konten positif harus didorong. Pemerintah sangat concern tentang jagat maya. Jangan sampai dampak negatifnya mempengaruhi budaya Indonesia," tegas Baryen. (MMC Kalteng)

Share:

Berita Terbaru